SpaceX secara aktif menentang alokasi pendanaan broadband tingkat negara bagian, menganjurkan strategi yang memprioritaskan penerapan internet satelit dibandingkan infrastruktur serat optik tradisional. Pendirian ini menyoroti perdebatan yang lebih luas mengenai metode yang paling efektif dan hemat biaya untuk menghubungkan komunitas yang kurang terlayani ke internet.
Sengketa Pendanaan
Baru-baru ini, SpaceX secara terbuka mengkritik proposal pendanaan negara di Louisiana dan Virginia. Di Louisiana, perusahaan tersebut mengajukan keluhan ke Kantor Pengembangan Broadband dan Konektivitas, dengan alasan bahwa investasi sebesar $400 juta pada instalasi fiber yang dipimpin negara dan hanya $7,7 juta yang dialokasikan untuk penerapan Starlink merupakan kesalahan alokasi dana pembayar pajak. SpaceX menegaskan bahwa mereka dapat menyediakan akses internet ke hampir semua rumah tangga yang membutuhkan dengan biaya kurang dari $100 juta. Kritik serupa juga dilontarkan terhadap proposal pendanaan Virginia, yang hanya memberikan $3,2 juta kepada SpaceX.
Debat Satelit vs. Fiber
Inti perselisihannya terletak pada perdebatan yang sedang berlangsung antara teknologi internet satelit dan fiber. Perusahaan seperti Starlink, yang dipimpin oleh Elon Musk, berpendapat bahwa satelit Low Earth Orbit (LEO) berbasis satelit dan broadband nirkabel tetap menawarkan pendekatan yang lebih ekonomis untuk penerapan internet massal dibandingkan dengan koneksi serat optik. Argumen ini selaras dengan pemerintah federal, dengan pemerintahan Trump sebelumnya menandatangani kesepakatan dengan Starlink dan bahkan menyetujui penerapan Starlink WiFi di Gedung Putih. Perusahaan secara aktif mencari dukungan yang lebih besar dari lembaga seperti Federal Communications Commission (FCC).
Namun, para pendukung akses internet pedesaan merasa skeptis terhadap internet satelit sebagai solusi komprehensif. Meskipun teknologi satelit bermanfaat di wilayah dengan hambatan geografis dan untuk komunikasi darurat, permasalahan skalabilitas muncul ketika berupaya mencapai cakupan universal. Selain itu, hal ini tidak secara efektif mengatasi kesenjangan yang semakin besar antara wilayah yang memiliki akses internet berkecepatan tinggi dan berkecepatan rendah. Kekhawatiran juga muncul mengenai kapasitas jaringan satelit dan akses terhadap bandwidth spektrum yang memadai. Koneksi LEO juga cenderung kurang dapat diandalkan dibandingkan koneksi fiber, dan saat ini koneksi tersebut tidak mampu memberikan kecepatan gigabit yang lebih cepat seperti yang dijanjikan oleh proyek fiber.
Perubahan Kebijakan dan Prioritas Federal
Tindakan SpaceX mencerminkan pergeseran prioritas federal, khususnya terkait pendanaan dan regulasi broadband. Pemerintahan Trump mengubah persyaratan hibah internet negara bagian yang diawasi oleh Administrasi Telekomunikasi dan Informasi Nasional (NTIA). FAQ yang direvisi untuk proposal hibah kini memungkinkan pengecualian negara-negara yang berupaya mengatur harga dasar paket internet berpendapatan rendah. Hal ini terkait dengan hibah Broadband Equity, Access, and Deployment (BEAD), yang sebelumnya mengamanatkan bahwa ISP yang menawarkan broadband berbiaya rendah kepada pelanggan yang memenuhi syarat harus menerima dana federal. Beberapa negara bagian berupaya memastikan keterjangkauan dengan menetapkan standar biaya.
NTIA juga memperketat pembatasan penunjukan “lembaga jangkar komunitas”, yang sebelumnya merupakan kategori fleksibel yang memungkinkan negara bagian mendapatkan pendanaan untuk perpustakaan, rumah sakit, perguruan tinggi, dan layanan penting lainnya.
Pemerintahan Biden dan Masa Depan Broadband
Pemerintahan Biden mengumumkan program BEAD senilai $42 miliar pada tahun 2023, menyusul peluncuran Program Konektivitas Suku yang bersejarah dalam Program Konektivitas Terjangkau, yang keduanya bertujuan untuk menjembatani kesenjangan digital. Fokusnya bukan sekadar akses, namun internet berkecepatan tinggi yang andal sering kali paling baik dicapai melalui fiber. Program Middle Mile BEAD mengalokasikan dana untuk menghubungkan komunitas pedesaan dan komunitas yang terputus melalui infrastruktur fiber baru. FCC mendefinisikan ulang sasaran kecepatan broadband pada tahun 2024, sebuah kemenangan bagi para pendukung internet untuk semua.
Namun, proyek penerapan serat optik yang didanai BEAD mendapat tantangan karena peralihan pemerintahan baru ke arah pedoman “netral teknologi”. Perbedaan dari pendekatan “Fiber First” dan kebijakan sebelumnya dipandang oleh sebagian orang sebagai langkah mundur dalam kemajuan menuju akses internet berkecepatan tinggi yang universal. Mantan ketua Trump FCC, Brendan Carr, sebelumnya mengurangi sasaran kecepatan broadband, tampaknya untuk mengakomodasi sekutu telekomunikasi dan media, sekaligus berupaya membatasi perlindungan kebebasan berpendapat.
Perselisihan yang terjadi saat ini menggarisbawahi pertanyaan mendasar: Bagaimana kita dapat menghubungkan seluruh warga Amerika ke internet dengan cara yang paling efektif dan adil, menyeimbangkan biaya, keandalan, dan keberlanjutan jangka panjang? Perdebatan antara teknologi satelit dan serat optik kemungkinan akan terus mempengaruhi kebijakan broadband di tahun-tahun mendatang





























