Desas-desus seputar obat-obatan seperti Ozempic dan Wegovy tidak dapat disangkal. Mulai dari dukungan selebriti—Serena Williams kini memimpin kampanye GLP-1—hingga penjualan yang melonjak, obat-obatan ini mengubah cara orang Amerika melakukan pendekatan terhadap penurunan berat badan. Namun dibalik hasil yang cepat ini terdapat kekhawatiran yang semakin besar: hilangnya otot dan kelemahan secara signifikan. Meskipun dianggap sebagai jalan pintas, obat-obatan ini bukanlah obat ajaib; mereka mengungkap kebenaran yang lebih mendalam tentang kesehatan dan jalan pintas yang diambil masyarakat.
Daya Tarik “Tombol Mudah”
Selama beberapa dekade, orang mencari solusi cepat untuk menurunkan berat badan. Obat GLP-1, yang menekan nafsu makan dan memperlambat pencernaan, memberikan hasil yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pasien melaporkan rata-rata kehilangan 10% atau lebih berat badannya. Namun, para ahli memperingatkan bahwa hanya mengandalkan obat-obatan saja mengabaikan kebutuhan mendasar akan pola makan dan olahraga. Robert Lustig, “Orang Amerika selalu menginginkan pil.” Obat-obatan ini mungkin diperlukan, namun tidak cukup.
Masalah Kehilangan Otot: Masalah Nyata dan Berkembang
Pasien mengalami efek samping yang mengkhawatirkan. Forum Reddit dipenuhi dengan pengguna yang melaporkan kehilangan kekuatan, kesulitan menaiki tangga, dan perasaan lemah secara umum. Seorang atlet angkat besi di Wegovy mengeluhkan perasaan “goyah dan lembek” meski mengonsumsi 100 gram protein setiap hari. Masalahnya bukan hanya sekedar estetika; itu fungsional. Kehilangan massa otot membahayakan kemampuan fisik dan meningkatkan risiko kesehatan, terutama pada orang lanjut usia. Jatuh, yang sudah menjadi pembunuh utama bagi lansia, menjadi lebih berbahaya ketika kekuatan otot menurun.
Mengapa Ini Terjadi: Perampasan Energi & Selebihnya
Hilangnya otot tidak selalu disebabkan oleh obat itu sendiri, melainkan perubahan gaya hidup yang diakibatkannya. Penelitian menunjukkan bahwa pengurangan asupan kalori, efek samping umum dari GLP-1, menyebabkan kekurangan energi. Sekalipun massa otot tetap stabil, kekuatan fungsionalnya bisa menurun. Penelitian pada tikus di Universitas Utah menunjukkan hewan kehilangan kekuatan meskipun ukuran otot tidak berubah, hal ini menunjukkan adanya komponen energik pada fungsi otot.
Perhitungan: Pergeseran Budaya & Ketergantungan yang Tumbuh
Popularitas GLP-1 semakin meningkat. Negosiasi harga pemerintah dengan perusahaan farmasi menjanjikan akses yang lebih luas, termasuk cakupan Medicare. Perluasan ini berarti semakin banyak orang Amerika, termasuk lansia, yang berisiko kehilangan massa otot jika mereka tidak memprioritaskan pola makan dan olahraga. Seperempat resep GLP-1 pada tahun 2024 diperuntukkan bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun. Ilusi akan solusi sederhana menutupi kenyataan yang kompleks.
Yang Perlu Diubah: Pendekatan Holistik
Untuk memaksimalkan manfaat GLP-1 sekaligus meminimalkan risiko, pendekatan komprehensif sangatlah penting. Pasien harus berkomitmen pada perubahan pola makan jangka panjang dan pola olahraga yang serius. Dosis yang lebih kecil dapat membantu mengurangi hilangnya kekuatan, namun pesan intinya tetap: obat ini bukanlah pil ajaib.
“Lebih banyak belum tentu lebih baik,” Katsu Funai, peneliti di Universitas Utah memperingatkan. Kecepatan penurunan berat badan dan memprioritaskan nutrisi tetap penting, bahkan dengan bantuan pengobatan.
Pada akhirnya, kebangkitan Ozempic memaksa Amerika memperhitungkan budaya jalan pintas. Obat-obatan tersebut mungkin revolusioner dalam menurunkan berat badan, namun efektivitasnya hanya bergantung pada perubahan gaya hidup yang menyertainya. Mengabaikan kenyataan ini akan membahayakan kesehatan dan melanggengkan siklus pencarian solusi yang mudah dan berkelanjutan.
